27 April 2012
Menyalahkan Orang Lain
Suatu hari seorang mahasiswi datang menemui seorang biksu di wihara kami. Dia akan menempuh ujian penting dalam beberapa hari ke depan dan dia ingin biksu itu membacakan paritta untuknya, supaya dia bernasib baik. Sang biksu dengan baik hati memenuhinya, dengan pikiran hal itu akan memberikan mahasiswi itur rasa percaya diri. Semuanya gratis. Dia tidak memberi dana.
Kami tidak pernah melihat perempuan muda itu lagi, tetapi saya dengar dari teman-temannya, dia menyebarkan berita bahwa biksu-biksu di wihara kami payah, tidak bisa membaca paritta dengan benar. Ujiannya gagal.
Temannya juga menceritakan kepada saya bahwa dia gagal karena dia nyaris tidak belajar sama sekali. Dia adalah seorang cewek pesta. Dia berharap agar para biksu-lah yang mengurusi “hal-hal yang kurang penting”, bagian akademik dari kehidupan kampus.
Memang kelihatannya enak menyalahkan orang lain saat anda tertimpa hal-hal yang buruk, tetapi menyalahkan orang lain itu jarang menyelesaikan masalah.
Seseorang gatal-gatal di pantatnya
Dia menggaruk-garuk kepalanya
Gatalnya tidak akan hilang
Itulah cara Ajahn Chah menggambarkan orang yang menyalahkan orang lain, seperti halnya gatal-gatal di pantat dan menggaruk-garuk di kepala.
dikutip dari Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya
Labels:
2012,
Ajahn Brahm,
Cerita,
Dhamma
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment