Hari
ini 10 tahun yang lalu, umat Buddha di Indonesia ditinggalkan oleh sosok paling
berpengaruh dan berkarisma dalam penyebaran Buddha Dharma di Nusantara. Sosok
itu tak lain ialan Bhante Ashin Jinarakkhita atau yang dikenal dengan nama
"Sukong". Sukong lahir di Bogor pada tanggal 23 Januari 1923.
Beliau adalah
putera bangsa Indonesia pertama yang ditahbiskan
menjadi bhikkhu setelah runtuhnya kerajaan Majapahit. Pernah menjadi seorang
mahasiswa yang kuliah di Institut Teknologi Bandung jurusan Ilmu Pasti Alam,
yang tanpa kenal lelah mendirikan organisasi-organisasi Buddhis setelah beliau
menjadi seorang Bikkhu (Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia – Majelis
Buddhayana Indonesia, Sangha Suci Indonesia-Maha Sangha Indonesia-Sangha Agung
Indonesia). Organisasi tersebut telah menjelma menjadi Keluarga Buddhayana
Indonesia (Sangha Agung Indonesia (SAGIN), Majelis Buddhayana Indonesia (MBI), Paguyuban
Warga Usia Lanjut Bahagia (WULAN BAHAGIA), Wanita Buddhis Indonesia (WBI), Perkumpulan Sarjana dan
Profesional Buddhis Indonesia (SIDHI), Sekretariat Bersama Persaudaraan Muda-mudi
Vihara-vihara Buddhayana Indonesia (SEKBER PMVBI), Ikatan Mahasiswa Buddhis Indonesia (IMABI)).
Seorang tokoh Buddhayana dengan pengetahuan yang luas mengenai berbagai aliran dalam agama Buddha memungkinkan beliau untuk dapat mengayomi semua umat dengan latar belakang yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Semangat Buddhayana beliau yang sampai saat ini masih terjaga, semangat yang berpegang teguh pada nilai-nilai non-sektarian, inklusivisme, pluralisme, dan universalisme serta berkeyakinan kepada Dharmakaya.
Jasa Beliau sebagai seorang Pejuang Dhamma sungguh tidak tertandingi, menebar benih Dharma di Nusantara, serta aktif dibidang Theosofi yang sangat memahami ungkapan pujangga Buddhis Mpu Tantular “Bhinneka Tunggal Ika” dan telah menjadi semboyan Pemersatu Negara Republik Indonesia.
Sang Pendobrak konsep Ketuhanan Yang Maha Esa Agama Buddha dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berasaskan pada Pancasila, proses menggali konsep Ketuhanan dalam Agama Buddha yang sangat penting dan telah dianut oleh nenek moyang Bangsa Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh para cendikiawan Buddhis yang merupakan murid Bhante Ashin ini akhirnya menemukan istilah Sanghyang Adi Buddha dalam Kitab Sanghyang Kamahayanikan yang kemudian dinyatakan sebagai sebutan Tuhan dalam Agama Buddha.
Samanera memasuki baktisala |
Pemutaran slide biografi Sukong |
Namo Amitofo _/\_
Mari kembangkan Buddha Dharma sesuai harapan beliau selama ini.
Semoga semua hidup berbahagia.
Sadhu..Sadhu..Sadhu...
kayaknya saya tahu tulisan ini, dengan ada penambahan terakhirnya ya :D
ReplyDeletehttp://www.facebook.com/photo.php?fbid=3450228692015&set=a.1091268279479.2015405.1159661870&type=3
Elwin Zhang
yap benar sekali sdr Elwin, tulisan itu dikutip dari post IMABI Jatim yang ada di facebook :)
DeleteSukses selalu buat KBI Sumsel :)
ReplyDelete